Semester 6 kuliah di fakultas pertanian UB aku gunakan untuk cuti, bukan cuti yang legal sih. Hanya tidak pernah masuk kuliah saja hehehe ...
Awalnya merasa menyesal, tapi lama kelamaan setelah dinikmati enak juga karena apa. Karena aku punya kegiatan yaitu budidaya jamur tiram, jual bubuk kopi dan budidaya ikan lele.
Aku melakukan budidaya jamur tiram di halaman belakang rumah yang benar- benar nganggur. Dan berjualan bubuk kopi di depan rumah dengan memanfaatkan ruangan kecil yang dulunya aku gunakan sebagai ruang kerja percetakan ( sekarang pindah di kamar pribadi hehe ) dan berencana membeli kios di pasar baru tapi entahlah takutnya tidak ada yang akan mengurusi lagi setelah ada mood kuliah lagi haha, selanjutnya aku budidaya lele di sebuah bangunan yang letaknya sekitar setengah kilometer dari rumah. bangunan itu memang dikhususkan untuk budidaya ikan. Namun setelah berjalan aku rasa bangunan itu terlalu besar dan budidaya selanjutnya akan dilakukan di belakang rumah nenek yang tidak jauh dari rumah.
Hari hari aku jalani dengan kadang bahagia, kadang bosan, kadang ya senang kadang ya gitu deh macem- macem. Keseharianku tidak melulu mengenai kegiatan budidaya atau berjual- beli. Kadang aku juga bersepeda keliling dari desa ke desa dari sawah ke sawah. Dari sini aku banyak melihat keseharian petani yang sebenarnya, tidak hanya itu, mungkin karena keseharianku juga berinteraksi dengan masyarakat ( pembeli ) aku jadi sedikit banyak memahami kehidupan masyarakat yang dulunya tidak pernah aku MAU pahami dan mengerti. Maklum dari kecil aku hanya fokus pada sekolah tanpa pernah berinteraksi dengan tetangga. Yaahh aku cukup menyesal, tetapi aku juga cukup bersyukur karena aku pernah merasakan ini.
INTERMEZOOOOO~ heuheu
Petani adalah orang yang paling baik di dunia ini, mengapa begitu karena mereka adalah orang yang rela mengorbankan jiwa raga hanya untuk memberi makan orang lain seperti padi, tebu, bawang merah, melon dll. Coba kalau tidak ada petani, kita mau makan apa??? yah mungkin ini adalah refleksi cara bersyukurku terhadap sekitarku. Pikiran yang cukup sederhana, tapi kalau tidak disyukuri juga percuma. Sebenarnya petani tidak memiliki penghasilan yang cukup banyak, tetapi mengapa mereka rela mencurahkan modalnya untuk bercocok tanam??? aku sendiri melihat betapa sekarang ini susah mencari buruh tani, mungkin orang- orang lebih memilih bekerja di pabrik atau jadi pembantu rumah tangga yang tidak perlu berpanas- panasan. Tetapi apa daya petani tanpa buruh tani?? untuk mengerjakan sawah yang luas butuh beberapa orang. Dan jika petani turun sendiri ke lahan itu akan tidak mungkin sekali. Kelangkaan buruh tani inilah yang membuat harga bayar petani naik. Hasil produksi belum tentu maksimal ( karena cuaca & tengkulak ) tetapi petani harus membayar harga tinggi untuk buruh tani.
Adakah yang salah dengan pertanian Indonesia???? Coba kita lirik negara khatulistiwa lainnya seperti Brazil, dia menyadari diri bahwa negaranya cukup subur untuk dijadikan negara agraris. Dia bisa menekspor berbagai macam kebutuhan pangan dunia. Sedangkan kita ??? Ingin harga murah, makanya impor beras, gula sama daging. Apakah kalian tidak berfikir kenapa barang itu dapat dibeli dengan murah?? pasti kan ada hal lain yang harus dikorbankan ... korban apakah itu?? bisa saja itu beras campuran dengan plastik, kalian tidak berfikir dari mana plastik itu?? bisa jadi itu kondom2 bekas pakai yang dikumpukan. Tidak kah kalian merasa jijik??? Atau mungkin harga itu murah karena tengkulak membeli barang tersebut dengan harga murah dari petani. Tidakkah kalian berfikir bagaimana nasib petani itu?? bisa jadi mereka malah rugi dan miskin. Coba kalian tempatkan posisi kalian pada petani. Betapa kejamnya si tengkulak.
Apakah semua petani di dunia ini seperti itu???
Tapi tidak, jika aku melirik ke negara- negara barat ataupun di New Zealand, mereka malah sukses menjadi petani seperti petani anggur, gandum, susu, daging sapi. Dan harga mereka tidak terlalu buruk, mereka tidak terlalu dirugikan.
Kembali lagi ke Indonesia, mengapa petani di Indonesia tidak seberuntung itu???? atau lahannya kurang luas? ( karena ada sistem pembagian warisan - termasuk tanah sawah- ) atau petani yang kurang modal? atau petani kurang modern?? atau petani kurang update informasi? atau apa ???
Ah sudah lah ... mungkin itu pertanyaan yang mungkin hanya bisa dijawab dalam angan. Setidaknya aku sudah mengetahui penderitaan itu. Mungkin aku jahat karena aku tak dapat membantu meringankan penderitaan itu, tapi bagaimana lagi. Aku hanya bisa menulis. Doakan saja aku bisa menjadi menteri pertanian atau minimal penyuluh pertanian. Aamiiin ...
Awalnya merasa menyesal, tapi lama kelamaan setelah dinikmati enak juga karena apa. Karena aku punya kegiatan yaitu budidaya jamur tiram, jual bubuk kopi dan budidaya ikan lele.
Aku melakukan budidaya jamur tiram di halaman belakang rumah yang benar- benar nganggur. Dan berjualan bubuk kopi di depan rumah dengan memanfaatkan ruangan kecil yang dulunya aku gunakan sebagai ruang kerja percetakan ( sekarang pindah di kamar pribadi hehe ) dan berencana membeli kios di pasar baru tapi entahlah takutnya tidak ada yang akan mengurusi lagi setelah ada mood kuliah lagi haha, selanjutnya aku budidaya lele di sebuah bangunan yang letaknya sekitar setengah kilometer dari rumah. bangunan itu memang dikhususkan untuk budidaya ikan. Namun setelah berjalan aku rasa bangunan itu terlalu besar dan budidaya selanjutnya akan dilakukan di belakang rumah nenek yang tidak jauh dari rumah.
Hari hari aku jalani dengan kadang bahagia, kadang bosan, kadang ya senang kadang ya gitu deh macem- macem. Keseharianku tidak melulu mengenai kegiatan budidaya atau berjual- beli. Kadang aku juga bersepeda keliling dari desa ke desa dari sawah ke sawah. Dari sini aku banyak melihat keseharian petani yang sebenarnya, tidak hanya itu, mungkin karena keseharianku juga berinteraksi dengan masyarakat ( pembeli ) aku jadi sedikit banyak memahami kehidupan masyarakat yang dulunya tidak pernah aku MAU pahami dan mengerti. Maklum dari kecil aku hanya fokus pada sekolah tanpa pernah berinteraksi dengan tetangga. Yaahh aku cukup menyesal, tetapi aku juga cukup bersyukur karena aku pernah merasakan ini.
INTERMEZOOOOO~ heuheu
Petani adalah orang yang paling baik di dunia ini, mengapa begitu karena mereka adalah orang yang rela mengorbankan jiwa raga hanya untuk memberi makan orang lain seperti padi, tebu, bawang merah, melon dll. Coba kalau tidak ada petani, kita mau makan apa??? yah mungkin ini adalah refleksi cara bersyukurku terhadap sekitarku. Pikiran yang cukup sederhana, tapi kalau tidak disyukuri juga percuma. Sebenarnya petani tidak memiliki penghasilan yang cukup banyak, tetapi mengapa mereka rela mencurahkan modalnya untuk bercocok tanam??? aku sendiri melihat betapa sekarang ini susah mencari buruh tani, mungkin orang- orang lebih memilih bekerja di pabrik atau jadi pembantu rumah tangga yang tidak perlu berpanas- panasan. Tetapi apa daya petani tanpa buruh tani?? untuk mengerjakan sawah yang luas butuh beberapa orang. Dan jika petani turun sendiri ke lahan itu akan tidak mungkin sekali. Kelangkaan buruh tani inilah yang membuat harga bayar petani naik. Hasil produksi belum tentu maksimal ( karena cuaca & tengkulak ) tetapi petani harus membayar harga tinggi untuk buruh tani.
Adakah yang salah dengan pertanian Indonesia???? Coba kita lirik negara khatulistiwa lainnya seperti Brazil, dia menyadari diri bahwa negaranya cukup subur untuk dijadikan negara agraris. Dia bisa menekspor berbagai macam kebutuhan pangan dunia. Sedangkan kita ??? Ingin harga murah, makanya impor beras, gula sama daging. Apakah kalian tidak berfikir kenapa barang itu dapat dibeli dengan murah?? pasti kan ada hal lain yang harus dikorbankan ... korban apakah itu?? bisa saja itu beras campuran dengan plastik, kalian tidak berfikir dari mana plastik itu?? bisa jadi itu kondom2 bekas pakai yang dikumpukan. Tidak kah kalian merasa jijik??? Atau mungkin harga itu murah karena tengkulak membeli barang tersebut dengan harga murah dari petani. Tidakkah kalian berfikir bagaimana nasib petani itu?? bisa jadi mereka malah rugi dan miskin. Coba kalian tempatkan posisi kalian pada petani. Betapa kejamnya si tengkulak.
Apakah semua petani di dunia ini seperti itu???
Tapi tidak, jika aku melirik ke negara- negara barat ataupun di New Zealand, mereka malah sukses menjadi petani seperti petani anggur, gandum, susu, daging sapi. Dan harga mereka tidak terlalu buruk, mereka tidak terlalu dirugikan.
Kembali lagi ke Indonesia, mengapa petani di Indonesia tidak seberuntung itu???? atau lahannya kurang luas? ( karena ada sistem pembagian warisan - termasuk tanah sawah- ) atau petani yang kurang modal? atau petani kurang modern?? atau petani kurang update informasi? atau apa ???
Ah sudah lah ... mungkin itu pertanyaan yang mungkin hanya bisa dijawab dalam angan. Setidaknya aku sudah mengetahui penderitaan itu. Mungkin aku jahat karena aku tak dapat membantu meringankan penderitaan itu, tapi bagaimana lagi. Aku hanya bisa menulis. Doakan saja aku bisa menjadi menteri pertanian atau minimal penyuluh pertanian. Aamiiin ...
Agen Bolavita Merupakan Agen Terbesar yang Menyediakan Semua Game Online Dengan Semua Jenis Game Populer yang anda sukai :) .. Bolavita Juga Memiliki Banyak Promo Bonus Setiap Harinya.. :) Game Online Populer :
ReplyDelete• Bola
• Sabung Ayam • Togel Online • Tangkas • Casino
• Tembak Ikan
• Poker
• SLOT (Play1628)
• WM Casino
Minimal Deposit WD Hanya Rp.50.000,- ( Support Semua Bank Indonesia)
Info Lengkap Hubungi Customer Service Kami ( 24 JAM ONLINE ) :
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
BBM : BOLAVITA / D8C363CA
bagus sekali untuk dibaca
ReplyDeleteobat masuk angin dan perut kembung